Pupuk Organik kini menjadi salah satu alternatif mengembalikan kesuburan tanah pertanian. Sebab pupuk organik dapat meningkatkan C-organik tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan demikian pupuk tersebut perannya lebih sebagai pembenah tanah.
Hasil uji coba Rosmimik dari Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian, Bogor, dengan menggunakan pupuk organik granul (POG) mampu mencegah penyakit layu cabai.
POG merupakan hasil formulasi Rosmimik dengan metode fermentasi dari bahan baku yang mengandung organik tinggi, yang diperkaya dengan agensia hayati. "Sebelum aplikasi POG, pertumbuhan tanaman cabai kerdil dan hanya ada lima atau enam buah per batang. Tapi setelah dua bulan menggunakan POG ternyata pertumbuhan tanaman lebih subur dan produktivitasnya meningkat," tutur Rosmimik kepada Sinar Tani, di Bogor, beberapa waktu lalu.
Rosmimik dan Pengelola Kebun Cabai |
tangga, industri dan pengolahan makanan. Apalagi harga komoditi tersebut kerap bergejolak, seperti terjadi beberapa waktu lalu. Kementerian Pertanian terus mendorong peningkatan produksi cabai merah. Namun upaya meningkatkan produksi cabai sering mengalami beberapa hambatan, terutama gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT).Salahsatu yang sering menghantui petani cabai adalah penyakit layu. Penyakit layu tanaman cabai disebabkan jamur (Fusarium sp) dan bakteri (Ralstonia solanacearum).
Saat menyerang tanaman cabai, jamur fusarium menginduksi akar membentuk tumpukan atau koloni di pangkal batang tanaman. Jamur tersebut akan mengambil nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Akibatnya, suplai makanan ke akar yang seharusnya didistribusikan ke jaringan tanaman berkurang. "Penyakit ini dapat mengakibatkan gagal panen cabai sampai 70%, karena tanaman yang terserang jamur ini akan mati," kata Rosmimik. Sementara lanjut Rosmimik, penyakit layu karena bakteri cara kerjanya relatif lebih cepat dibandingkan jamur. Tanaman akan layu, lalu kering dan mati dalam waktu singkat dalam hitungan hari. Untuk mengatasi penyakit layu akar karena jamur fusarium oxysporum f.sp capsici. dapat menggunakan fungisida sistemik. Sedangkan untuk mengatasi bakteri bisa menggunakan bakterisida.
Beberapa agensia hayati seperti , Trichoderma harzianum, Gliocladium spp., Aspergillu spp., Pseudomonas spp., Bacillus dan Pseudomonad fluoresen dapat juga digunakan sebagai alternatif pengendali penyakit layu cabai. Aplikasi agensia hayati tersebut ke dalam tanah dapat menekan serangan penyakit layu akar. Penerapan antagonis agensia hayati mampu menurunkan tingkat populasi patogen tanaman di dalam tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini karena pengaruh toksin yang dihasilkan. Namun dengan memformulasikan agensia hayati dan bahan baku yang mengandung organik tinggi dalam bentuk POG akan memudahkan petani mengaplikasikan. Pastinya, petani tidak lagi harus gigit jari karena tanamannya terserang penyakit layu .• Yu!
Apa hubungan uji coba Rosmimik ini dengan MARROS LESTARI...??. Produk yang di uji cobakan oleh Rosmimik adalah MORGANIK-Reguler, salah satu produk CV.MARROS LESTARI, yang diformulasikan oleh Rosmimik sendiri. Disamping diapplikasikan di Desa Talaga, Cugenang, Cianjur, produk ini juga telah diaplikasikan dengan sukses untuk pupuk revegetasi lahan bekas tambang di Papua.
Kalau Anda ingin melihat produk-produk kami yang lain, silahkan di klik disini.
Kalau Anda berminat dengan produk kami, silahkan kontak ke : marroslestari@yahoo.com atau kontak ke 087771160237 atau 087870140732