Kami akan menerapkan ilmu pengetahuan anugrah Allah SWT untuk menyuburkan dan meningkatkan produksi tanah pertanian, meremediasi tanah tercemar minyak, reklamasi lahan bekas tambang, dan pengolahan limbah cair industri Anda.

Minggu, 24 April 2011

MIKROORGANISME PERTANIAN

Dengan mengkombinasikan antara mikroba penekan penyakit, mikroba lakto-aseto fermentatif dan mikroba pemfiksasi nitrogen, pelarut phospat dan kalium, dan lain-lain itu, sangat dimungkinkan untuk menghasil pupuk hayati yang sangat unggul. Masing-masing diharapkan dapat berperan sesuai sifatnya seperti penekan penyakit karena mampu menghasilkan senyawa antibiotik seperti kelompok Bacillus. Kelompok lakto-aseto fermentatif diharapkan dapat menghasilkan senyawa-senyawa organik yang merupakan prekursor sintesa senyawa lain.  Demikian juga kelompok pemfiksasi nitrogen diharapkan dapat memfiksasi nitrogen udara, membawanya masuk ke dalam tanah yang selanjutnya dapat diubah menjadi senyawa nitrogen tersedia bagi tanaman. Dalam upaya ini, kemasan pupuk mikroba cair berupa kultur campur dari beberapa bakteri .
By : Marindo Palar Vinkoert.

Sumber hara yang paling utama bagi pertumbuhan vegetatif tanaman adalah nitrogen. Produksi pupuk nitrogen dunia untuk tahun 1999/2000 menurut data World Bank telah mencapai lebih dari 80,000,000 ton (World Bank Technical Paper No. 309). Sejak dicanangkannya revolusi hijau, penggunaan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen sangat melonjak, bahkan sampai pada kategori "tidak terkendali", di beberapa tempat.

Pabrik pupuk Urea
Pendekatan yang kurang komprehensif akan kesuburan tanah selama ini yakni hanya memfokuskan pada faktor kimianya saja telah terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas tanah dalam jangka panjang. Selain faktor kimia berupa unsur makro dan mikro yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, faktor biologis (biokimia) ternyata juga sangat penting dan tidak dapat di abaikan. Faktor biologis ini,  terutama dimainkan perannya oleh mikroorganisme, baik berupa bakteri maupun fungi. 
Revolusi hijau yang menerapkan penggunaan pupuk kimia sistetis secara besar-besaran, ternyata, setelah 15 atau 20 tahun kemudian baru diketahui, pada akhirnya merusak tanah. Mikrooranisme tanah yang berperan besar menjaga faktor biologis tanah, menjadi mati karenanya.
Berbagai senyawa organik yang dihasilkan oleh mikroba dalam proses dekomposisi berbagai limbah oraganik di alam berperan dalam memacu merangsang pertumbuhan, mempercepat proses perbungaan, meningkatkan proses biosintesis senyawa biokimia, menghambat patogen, bahkan juga meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder sebagai bahan baku obat, pestisida dan sebagainya.

Berbagai hormon pertumbuhan (growth hormone) seperti kelompok Auxin, Giberellin dan Sitokinin sebagian disinyalir dapat diproduksi oleh mikroba di dalam tanah yang selanjutnya dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Giberellin sendiri pada mulanya diisolasi dari fungi Giberella fujikuroi yang menyerang tanaman padi. Sekarang para peneliti menemukan giberelin juga di hasilkan oleh bakteri Azotobacter.
 Azospirillium juga menghasilkan IAA yang berfungsi memacu pertumbuhan akar dan rambut akar sehingga serapan unsur hara seperti N,P, K dan air diperluas.
 Mikroba tanah juga berperan penting dalam proses pelarutan mineral-mineral yang tadinya berada dalam bentuk senyawa kompleks menjadi bentuk ion, maupun garam-garam yang dapat diserap oleh akar. Sebagai contoh unsur fosfor dalam senyawa kompleks batuan akan terlarutkan oleh kelompok pelarut fosfat sehingga menjadi tersedia bagi tanaman, Mikroorganisme yang dikenal mampu melarutkan senyawa Phosphate dan Kalium dalam tanah diantaranya adalah Bacillus. Bacillus mempunya kemampuan sangat banyak. Selain melarutkan Phosphate dan Kalium, mikroorganisme mampu juga menghasilkan Menghasilkan zat antibiotik (Rao, 1994),  Mifiksasi nitrogen (Rao, 1994), Menghasilkan hormon auksin (Torres-Rubio et al, 2000; Leveau & Lindow, 2005),  Mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman pisang (Hatta, 2009), dan mengendalikan Colletotrichum capsici (patek/antraknosa) pada tanaman cabai (Triharso, 2004).


Menebar Urea di lahan
Sementara kita menyadari keberadaan gas N2 di udara adalah sekitar 78%. Gas Nitrogen ini oleh kelompok mikroba seperti Rhizobium, Azospirillum, Azotobacter, dapat "ditangkap"  masuk kedalam tanah, baik bersimbiosis dengan tanaman atau pun di rubah dari senyawa-senyawa besar menjadi menjadi senyawa kecil yg siap "disantap" tanaman.
Kelompok mikroba lain yang berasosiasi saling menguntungkan dengan tanaman adalah fungi mikrohiza. Asosiasi ini dapat saling menyumbangkan yakni berupa senyawa organik oleh tanaman ke fungi sementara akumulasi unsur hara seperti fosfor yang konsentrasinya rendah di tanah dapat dioptimalkan penyerapannya oleh keberadaan fungi. Potensi fungi mikorhiza sangat besar untuk tanaman kehutanan terutama untuk reklamasi atau penanaman kembali lahan-lahan kritis.
Aspek penghambatan penyakit akar sangat penting dalam dunia hortikultura untuk memperoleh tanaman yang sehat dan subur. Berbagai jenis bakteri dan fungi telah dilaporkan mampu untuk menghambat pertumbuhan penyakit tanaman terutama penyakit akar. 

Meskipun mikroba berperan positif dalam pertumbuhan tanaman, namun faktor senyawa organik adalah sangat penting harus tersedia di dalam tanah. Bahan organik, disamping sebagai sumber nutrien bagi mikroba, juga dapat menciptakan kondisi fisik dan biokimia tanah yang optimal bagi pertumbuhan. Keberadaan senyawa organik telah terbukti berkorelasi positif terhadap aktivitas enzim mikroba, terhadap daya ikat air, mencegah penguapan pada saat udara kering, meningkatkan daya tukar ion, dan memberikan pori yang cukup bagi proses biokimia dalam tanah.

Dalam upaya menyeimbangkan dan melestarikan ekosistem pertanian, menurut Prof. Higa dapat dicapai dengan menyeimbangkan mikroba heterotrof dan autotrof. Atas dasar keberadaan mikroba dalam tanah, Higa membagi ada 4 tipe tanah : (1) diseaseinducing soil, (2) disease-suppressive soil, (3) zymogenic soil and (4) synthetic soil


MikroOrganisme ku....

Azotobacter, Azomonas, Azotococcus, Beijerinckia, Derxia, Xanthobacter, Methylobacter, Methylococcus, Azospirillum, Arthrobacter, Citrobacter dapat difiksasi ke dalam tanah dan oleh mikroba nitrifikasi dan amonifikasi dapat diubah menjadi senyawa nitrogen yang tersedia bagi tanaman yakni nitrat dan garam amonium. Sementara bakteri simbiotik seperti Rhizobium, Bradyrhizobium, Azorhizobium yang berinteraksi spesifik dengan kelompok tanaman tertentu dengan membentuk nodul mampu memfiksasi nitrogen udara dan disumbangkan langsung kepada tanaman dalam simbiosa mutualistis.

Kelompok lain seperti Cyanobacteria adalah kelompok pemfiksasi nitrogen yang juga bersimbiosa dengan tanaman seperti Azolla dapat hidup secara autotrof. Begitu besar potensi nitrogen di alam, walau tidak dapat diambil langsung oleh tanaman, namun banyak jenis mikroba yang dapat memfiksasinya lalu memindahkan ke tanah atau langsung mengasosiasikan dengan tanaman inang yang cocok.


Salah Satu Bahan Baku MORGANIK-SR
 MARROS Bio-Ferti, adalah pupuk hayati, yang mengandung berbagaimacam mikroorganisme ini, diantaranya : Bacillus, Azospirillum, Azotobacter, Nitrosomonas, Trichoderma, Rhizobium, dan disimpan dalam media yang memungkinkan semua mikroorganisme ini dorman, dan aktif ketika di applikasi ke lahan pertanian.  Seperti yang diuraikan diatas, semua mikroorganisme membutuhkan bahan organik sebagai sumber nutrisinya, maka MARROS Bio-ferti sangat bagus di applikasikan setelah mengapplikasikan MORGANIK-SR,  pupuk organik curah yang mengandung C-organik tinggi (min 18%) dan NPK yg berasal dari bahan organik sampai dengan 2%.

Terima Kasih.

Kontak kami :
CV.MARROS LESTARI
Marketing : GSI Blok K2/2 Serdang, Kramatwatu, Serang 42161
Fax : 0254 393687
HP. 087771160237
Email : marroslestari@yahoo.com




Tidak ada komentar: